Selasa, 21 Mei 2013

Bagian 1. Perkenalan Dengan SMDH (Sekolah Masyarakat Desa Hutan)

Tepat Sabtu, 18 Mei 2013 pukul 13.00 WIB, aku dan 3 orang temanku bersiap berangkat mengunjungi Sekolah Masyarakat Desa Hutan (SMDH) di Desa Ketenger, Baturaden. Rencana itu dibuat atas dasar inisiasi seorang teman yang sudah pernah berkunjung sekali kesana. Beliau mengajak dan menghimpun orang – orang yang ingin “gila” berbagi dengan mereka di SMDH. “Gila” karena rela mengorbankan waktunya, “Gila” yang siap mengorbankan untuk sedekah ilmu, hingga “Gila” untuk nekad berangkat ke SMDH dan mengajukan diri sebagai relawan sedekah ilmu disana. “Gila” pikirku..is amazing...
Sesampainya di SMDH, kami disuguhi pandangan yang berbeda. Jauh dari benak awalku bahwa sekolah ini benar-benar berada di tengah hutan, terpencil dan tanpa sentuhan. Pikiran tentang benar-benar sekolah di desa yang berada dihutan. Benakku kemudian mengacu pada Desa Ketenger Baturaden, ketika teman kami memandu perjalanan menuju SMDH berbelok kiri dari jalan utama baturaden dengan tulisan plang “Selamat datang di Desa Wisata...”. Dan memang ternyata SMDH terletak diDesa Ketenger Baturaden tepat disebelah STT (Sekolah Tinggi Teologi - punya orang kristen). Turun kebawah menurun jauh, tepat didepan belakang SMDH terlihat bentangan sawah dan menjulangnya dengan gagah lereng selatan Gn. Slamet, pas berdekatan dengan desa-desa hutan disekitarnya juga. Terpasang spanduk dibangunan SMDH yang dulu dipakai bekas tempat perangkat desa dengan kata-kata yang jelas diingat oleh ku “.......sedekah ilmu, sedekah buku”. Sesampainya dipendopo SMDH kami disambut keheningan, ternyata banyaknya siswa/i yang sedang berperan sebagai anak dalam program orang tua asuh per tiga hari. Hebatnya semua mereka yang lakukan sendiri, mencari sendiri orang tua asuhnya, bergantian per tiga hari, melakukan pekerjaan rumah sebagaimana mestinya itupun sudah seminggu dilaksanakan dan ada juga yang lagi ngangon ternak dihutan (karena letak peternakan mereka benar-benar dihutan) disebut “pesawahan” . Informasi itu kami dapat setelah bertemu dengan waliasrama yang tinggal juga di SMDH, arif siswa kelas 1 SMA SMDH, dan 2 siswi lainnya yang memang sedang ada tugas sendiri sehingga tak ikut program “pesawahan”. Berbincang, ngobrol, dengan mereka hingga hadiah pertama kami datang adalah suguhan teh hangat manis.
Mata ku dan teman-teman tak berhenti berkelana liar, berpetualang melihat disekeliling pendopo tempat kami duduk dan ngobrol. Banyak tempelan, spanduk motivasi, hingga testimoni orang-orang hebat seperti pejabat, bahkan tokoh nasional sekalipun dan itu buat mereka di SMDH. Mereka sebut pendidikan mereka pendidikan khusus, dan yang ngajar pun khusus. Benar-benar khusus, semua serba khusus, mereka manusia yang diciptakan jauh melampaui batas standarisasi-standarisasi yang selama ini mengekang pendidikan di Negeri ini. Buat ku mereka amat sangat cerdas. Anak kelas 1 SMA sudah menjadi orang yang memiliki pikiran jauh diatas sebayanya. Berfikir bukan hanya buat dirinya sendiri, tapi buat orang lain. Hingga tokoh-tokoh nasional pun pernah menjadi tutor mereka dalam sedekah ilmu. Mereka dicetak untuk menjadi orang yang membuat lapangan pekerjaan, bukan pekerja. Dan kerennya disudut pendopo tempat mereka biasa belajar ada sandal yang mereka buat sendiri dan tertulis “BOSS” (Biaya operasional sekolah sepatu) benar-benar BOSS buat mereka. Buat penghidupan mereka. Biaya makan sehari-hari, bahkan sewa gedung belajar yang mahal. Bahkan hebatnya mereka pernah berjualan kejakarta di Kementrian agama RI dan beberapa tempat lainnya dalam waktu 3 hari, hanya untuk berjualan sandal hasil buatan mereka. Dan kerennya lagi pernah diundang pak Kapolres BMS untuk jualan dikantornya dan mendapat rekor penjualan tertinggi yaitu 1 sepatu yang biasa dijual Rp17.500, dibeli 1 sendal dgn harga 1 JUTA, si arif itu yang jualan lho... oh ya mereka juga punya ternak kambing hasil sumbangan dermawan, mereka mandiri dengan bercocok tanam sendiri.....semua serba mandiri
Hingga kami bertemu kepala sekolah SMDH bernama kang is, kami mengajukan ungkapan takjub kami tentang SMDH bahwa kami ingin sedekah ilmu disini. Buat kami sedekah ilmu itu paling OKE!. Pikiranku mulai liar, berfantasi dalam benakku, bahwa ilmu yang kuberikan kepada mereka harus spesial, berguna bagi SMDH, hingga klo bisa aku akan undang mereka para dosen dan guru besarku untuk mengajar disana. Di SMDH  siswa/i terlihat senang belajar, life skill dan soft skill yang paling terlihat disana pikirku. Benar-benar melampau batas nalar manusia, ada ya sekolah kayak gini. SMDH is amazing.......mereka menyentuh bagian terdalam negeri ini yang tak tersentuh pendidikan, untuk anak-anak desa hutan, dan SMDH adalah sekolahnya manusia. Pikiran ini liar terus, sembari mendengarkan kang is bercerita tentang SMDH. Hingga kisah pilu yaitu tempat tinggal siswa/i (boarding schoolnya) pernah ambruk karena bangunan yang sudah tua, bocor dll. Mereka menghidupkan sendiri SMDH, karena itu tempat mereka....
Saatnya aku dan teman-temanku membuat kejutan ilmu buat mereka....yang mau ikut sedekah ilmu juga boleh kok...sorry ya, tulisan semrawut karena terlalu happy dan meletup-letup semangatnya sampe gak tau mana yang musti ditulis hehe. Congratulations buat dian key, putri mey sari, in amullah. Ayo kita buat SMDH ceria :D

Tidak ada komentar:

Entri Populer

Translate

PINTAR HERBA

PINTAR HERBA
HALALNETWROK